Tajuk : Sajak Kasih Ibu – Karya Abdullah Idris
Definisi Sajak:
- sajak sebenarnya tidak mempunyai peraturan yang tetap
- bilangan rangkapnya berbagai-bagai, boleh serangkap sahaja atau lebih daripada itu.
- Banyak baris ayat pada serangkap dan bilangan perkataan dalam sebaris ayat di dalamnya juga tidak tentu.
- Setiap sajak adalah bebas daripada sebarang peraturan dalam membentuk rangkap, menentukan baris, memilih perkataan dan pemadanan rima.
Sajak Kasih Ibu
Memang telah lama ku fakir
untuk berbakti
pada ibu dan siapa nanti
Alih-alih tiba saatnya kami menyendiri
Antara hidup dan mati
Sejak kecil pun aku diajari
Tentang anak-anak yang salat
Balasannya adalah syurga
Bersama ibu yang tercinta
Dan para syuhada
Tapi bila aku dewasa
Ibu sudah tidak mau bercerita
Dan aku jadi lupa
Tentang hukuman anak derhaka
Lalu sekarang semuanya bagai membebani
Jauh-jauh dinihari air mata membasahi
Dan titis-titisnya meresapi nadi sendiri
Justeru kerananya bagai mentuntuti
Sebuah ungkapan yang tidak bererti lagi
Bentuk Sajak:
- mengkaji aspek luaran sajak
- Ia meliputi dari aspek
- rangkap
- baris
- suku kata
- rima akhir
- bentuk sajk: terikat / bebas
Rangkap
- ada hubungannya dengan perenggan atau paragraph tetapi ia mempunyai aturan sendiri.” mempunyai 4 rangkap.
Baris
- merujuk kepada baris-baris yang terdapat dalam sesuatu rangkap.
- Baris-baris sajak mempunyai nama yang tertentu, iaitu: -
- monoton
- distikon
- terzina
- quatrain
- quint
- sextet
- septaim
- oktaf
- sonata
Suku kata
- merujuk kepada jumlah suku kata dalam setiap baris dalam setiap rangkap
- sajak kasih ibu mengandungi suku kata yang tidak serupa dengan syair, iaitu di antara 5 suku kata hingga 16 suku kata
Misainya: -
Jumlah suku kata yang paling panjang:
Lalu sekarang semuanya bagai membebani
Jauh-jauh dinihari air mata membasahi
Dan titis-titisnya meresapi nadi sendiri
Justeru kerananya bagai mentuntuti
Sebuah ungkapan yang tidak bererti lagi
Jumlah suku kata paling pendek
Dan aku jadi lupa
Rima Akhir:
- rima merujuk kepada rentak bunyi sama ada secara pengulangan atau bertentangan terdapat pada baris-baris bait tertentu
- rima akhir merujuk kepada bunyi suku kata akhir dalam puisi sesebuah puisi sama ada secara bertenanaan atau secara sama.
- Rima akhir sajak Kasih Ibu
- Rangkap 1 : (a/b/b/b/b)
- Rangkap 2 : (a/b/c/c)
- Rangkap 3 : (a/a/a/a)
- Rangkap 4 : (a/a/a/a)
Aliran:
- merujuk kepada seluruh idea yang disampaikan dalam sesebuah sajak secara keseluruhan.
- Di antara aliran yang sering digunakan:
- 1. Didaktisisme – mendidik / memberi panduan
- Realisme – kehidupan secara real
- Romantisisme – kasih sayang
- Humanisme – kehidupan manusia sejagat
- Sajak kasih ibu ini memilih dua aliran iaitu Aliran Realisme dan Aliran Didaktisisme
- Aliran Realisme merujuk kepada suatu hasil sastera yang mengungkapkan kehidupan secra real atau benar seperti yang dapat dilihat di alam biasa dala kehidupan seharian. Buktinya, isu mengenai penyesalan seorang anak tidak berbakti kepada ibunya sering berlaku pada kehidupan yang benar.
- Aliran Didaktisisme merujuk kepada maksud untuk mendidik atau memberi panduan soal moral, etika dan keagamaan kepada masyarakat pembacanya. Buktinya, sajak ini mendidik atau mengajar manusia supaya tidak melupakan setiap jasa serta bakti yang telah ibu korbankan untuk anaknya.
Corak
- Ia dapat dikenal pasti setelah kita benar-benar membaca dan mendalaminya dengan penghayatan yang baik.
- Ia dapat dikesan setelah seseorang dapat mengetahui maksud, persoalan dan tema.
- Diantara corak yang sering diperlihatkan adalah:
- 1. Satira – menyindir, mengeja, mencemuh dan menghina
- Ode – memuja, menghormati serta mengangkat sesuatu yang dibanggakan
- Epigram – nasihat, pengajaran dan didaktik moral
- Elegi – meratap, hiba, pilu, duka, sedih, rindu, kelu kesah, kesal hampa dan kecewa terhadap peristiwa.
- Sajak Kasih Ibu ini bercorak Elegi merujuk kepada sajak yang meratap, hiba, pilu, duka, sedih, rindu, kelu kesah, kesal hampa dan kecewa terhadap sesuatu
- Buktinya, sajak ini memperlihatkan penyesalan kerana tidak berbakti kepada ibu.
Nada
- nada merujuk kepada “tone” suara iaitu kuat atau lemah
- nada kuat dan lemah mempunyai hubungan dengan perasaan tinggi rendah dan kuat lemahnya sesuatu mesej yang disampaikan dalam sajak.
Di antaranya ialah: -
- Protes – penentangan terhadap sesuatu
- Kecewa dan hampa – perasaan putus asa dan hampa
- sinis – unsure-unsur sindiran
- romantis – romantic
- harapan dan semangat – perjuangan
- Sajak Kasih Ibu mempunyai nada yang kecewa dan pilu
- Buktinya ia memperlihatkan penyesalan seorang anak kerana tidak berbakti kepada ibunya.
Gaya Bahasa
- gaya bahasa merujuk kepada bahasa-bahasa yang digunakan oleh penyajak dalam menghasilkan sesebuah sajak.
- Ia merupakan aspek yang penting dalam memberikan keindahan dan meninggikan mutu sesebuah sajak
- Gaya bahasa yang boleh diperolehi adalah seperti:
- Dalam Sajak KAsih Ibu, kita boleh dapati beberapa gaya bahasa yang digunakan oleh penyajak. Diantaranya ialah:
- Asonansi
- Ia merujuk kepada pengulangan bunyi atau huruf vocal dalam sesuatu baris sajak sebanyak dua kali atau lebih secara berturutan. Sebagai contoh, dalam rangkap 1 baris 1 dan 4 ada pengulangan vocal “a” dan “I” : -
Memang telah lama ku fakir
untuk berbakti
pada ibu dan siapa nanti
Alih-alih tiba saatnya kami menyendiri
Antara hidup dan mati
- Aliterasi
- Ia menekankan pengulangan bunyi dan huruf konsonan dalam satu baris sajak sebanyak dua kali atau lebih.
- Misalnya, dalam rangkap 2 baris 2 terdapat pengulangan konsonan “n”:-
Sejak kecil pun aku diajari
Tentang anak-anak yang salat
Balasannya adalah syurga
Bersama ibu yang tercinta
Dan para syuhada
- simbol
- Simbol merujuk kepada kata-kata yang dipilih memberi erti yang lain di sebaliknya.
- Ia juga dikenali sebagai lambing. Sebagai contoh, rangkap 2 baris 2 iatu syurga merujuk kepada kebahagian dan balasan baik di hari akhirat.
- Rangkap 2 baris 4 iaitu para syuhada merujuk kepada pejuang syahid
Sejak kecil pun aku diajari
Tentang anak-anak yang salat
Balasannya adalah syurga
Bersama ibu yang tercinta
Dan para syuhada
- Gandaan
– Ia meruapakan kata-kata yang berganda ataui berulang-ulang .
– Misalnya, rangkap 4 baris 2 iaitu “jauh-jauh”
Lalu sekarang semuanya bagai membebani
Jauh-jauh dinihari air mata membasahi
Dan titis-titisnya meresapi nadi sendiri
Justeru kerananya bagai mentuntuti
Sebuah ungkapan yang tidak bererti lagi
- Singkatan
- singkatan juga disebut sebagai sinkop dalam istilah puisi.
- Istilah ini merujuk kepada perkataan-perkataan yang sengaja disingkatkan oleh penyajak supaya lebih ekonomis dan indah didengar oleh pembaca
- Sebagai contoh, rangkap 3 baris 2 iaitu “mau” (mahu)
Tapi bila aku dewasa
Ibu sudah tidak mau bercerita
Dan aku jadi lupa
Tentang hukuman anak derhaka
- Paradoks
- Ia merupakan frasa dalam baris-baris sajak yang menggambarkan ciri-ciri berlainan khususnya dari segi maksud.
- Ia juga terdapat unsure pertentangan dari aspek keadaan atau situasi. Misalnya, dalam rangkap 1 baris iaitu “antara hidup dan mati”.
Memang telah lama ku fakir
untuk berbakti
pada ibu dan siapa nanti
Alih-alih tiba saatnya kami menyendiri
Antara hidup dan mati
Maksud
- merujuk kepada pemberian pengertian atau isi yang ingin disampaikan oleh sesebuah sajak.
- Ia boleh dilakukan kepada setiap rangkap dalam sesebuah sajak atau keseluruhan sajak.
Rangkap 1 – kesedaran seorang anak untuk berbakti kepada ibu sejak dahulu lagi tetapi tidak kesampaian kerana kesibukan serta tanggungjawab berumah tangga.
Rangkap 2 – sejak kecil lagi, ibu telah mendidik anak iaitu dengan memberikan pendidikan agama yang sempurna seperti sembahyang 5 waktu supaya menjadi orang berguna di dunia dan di akhirat.
Rangkap 3 – apabila anak telah Berjaya dalam kehidupan serta mempunyai tanggungjawab berumah tangga, ia mudah melupakan segala jasa serta pengorbanan seorang ibu. Ibu sudah tidak lagi mendidik anaknya kerana keadaannya yang uzur.
Rangkap 4 – seorang anak menyesal kerana tidak mengikut segala nasihat dan ajaran seorang ibu yang telah tidak ada lagi di dunia dan ia hanya tinggal kenangan.
Tema dan Persoalan
- merujuk kepada nasihat atau teladan yang ingin disampaikan oleh penyajak melalui sajak yang telah dicipta.
- Pengajaran ini selalunya berbentuk tersirat – pembaca perlu membuat analisis secara menyeluruh untuk mencari sesuatu pengajaran.
Persoalan :
- Ia merujuk kepada isu yang cuba diketengahkan oleh penulisnya. Biasanya satu rangkap mengandungi satu persoalan. Persoalan sajak Kasih Ibu adalah:-
- Rangkap 1 : kesedaran
- Rangkap 2 : pendidikan
- Rangkap 3 : kehidupan
- Rangkap 4 : Penyesalan
Tema :
- untuk memperolehi tema, biasanya perlulah melalui huraian maksud dan persoalan-persoalan yang telah dinyatakan.
- Biasanya salah satu daripada persoalan dapat dijadikan sebagai tema sajak.
- Tema sajak Kasih Ibu adalah kasih terhadap ibu dan penyesalan (anak yang menyesal kerana tidak mengikut kata ibu dan tidak menghiraukan ibunya)
Pengajaran:
- Merujuk kepada nasihat atau teladan yang ingin disampaikan oleh penyajak melalui sajak yang telah dicipta.
- Pengajaran ini selalunya berbentuk tersirat – pembaca perlu membuat analisis secara menyeluruh untuk mencari sesuatu pengajaran.
- Di antara pengajaran yang terdapat sajak Kasih Ibu:-
- Jangan menderhaka kepada ibu
- Jangan mementingkan diri sehingga lupakan akan tanggungjawab sebagai seorang anak
- Kita hendaklah berbakti kepada ibu
- Kita perlu menghargai kasih sayAng dan pengorbanan seorang ibu.
